Keahlian Langka – Sebuah Renungan di Pagi Hari
Oleh Witarto Adi
Pagi ini sangat spesial untuk saya. Ada yang menyentuh hati saya. Bukannya saya melihat Mbak Rani Juliani satu kendaraan umum dengan saya. Nggak mungkin-laaaah...
Namun ada seseorang yang istimewa, yang memboncengkan saya untuk mencapai kampus tempat saya mengajar, di tepian kota Bandung.
Seperti biasa, setiap saya datang ke kampus di tepian kota itu, pada segmen terakhir perjalanan—yang sebelumnya menggunakan kendaraan umum—saya datang ke pangkalan ojek. Ini untuk mempercepat perjalanan supaya saya tidak terlambat, setelah banyak waktu terbuang di kendaraan umum yang rata-rata suka nge-tem.
Seperti tukang-tukang ojek lainnya, orang istimewa ini menyalami saya. Dan saya biasanya cukup arogan dan sombong untuk tidak usah menyebut ke mana tujuan saya. Tukang-tukang ojek di situ sudah tahu…
Namun yang mengantar saya pagi ini cukup menarik. Ketika ngobrol dalam perjalanan, tiba-tiba beliau berkomentar tentang ulah anak-anak muda yang suka ngebut, yang berpapasan dengan kami. Saya masih belum ngeh. Tiba-tiba beliau berkata, bahwa beliau melarang mahasiswanya untuk ikut demonstrasi protes yang tidak puguh…
Loh… fokus saya langsung tuning in.
Pelan-pelan saya tanya dan beliau menyebut namanya P Wastra. Ternyata beliau adalah pensiunan instruktur/dosen politeknik Mandiri (Polman), Kanayakan, Bandung, karena memang sudah melewati batas usia 56. Beliau sekarang masih sering diminta membantu menjadi instruktur di Balai Latihan Kerja yang terletak di Jl. Gatot Subroto, dekat BSM (Bandung Super Mall).
Ehmmm
Dan saat bercerita, beliau menjadi tukang ojek saya…
Lalu saya mulai menerawang, membangun visi masa depan. Seperti itukah nasib saya kelak, ketika saya pensiun jadi guru?
Jangan salah mengerti, bukan tukang ojeknya yang saya permasalahkan. Saya sangat menyayangkan kompetensinya di bidang pemanfaatan mesin perkakas. Itu sebuah keahlian yang langka.
Padahal, keahliannya itu bisa digunakan untuk membangun jati diri bangsa. Kita tentu ikut bangga dengan adanya turbin tegak dari Cihanjuang, sebuah produk yang dihasilkan oleh lulusan Polman.